Hari Rabu Abu menjadi hari pertama masa retret Agung atau Prapaskah, masa pertobatan, pantang, puasa, doa dan amal kasih bagi orang Katolik. Pada Rabu Abu ini juga, Gereja Katolik mempunyai sebuah tradisi yaitu penerimaan abu. Abu dioleskan pada dahi umat. Akan tetapi, dapat juga ditaruh pada ubun-ubun.
Memperingati hari Rabu Abu, STARKI mengadakan misa Rabu Abu secara offline di Aula Maria Bintang Samudera. Misa dimulai pukul 11.30 WIB sampai dengan pukul 12.40 WIB. Umat yang hadir yakni Para Suster, Ibu Bapak Dosen, Karyawan dan mahasiswi STARKI yang beragama Katolik. Misa juga dihadiri oleh beberapa umat Katolik sekitar STARKI.
Misa Rabu Abu dipimpin oleh Romo Markus Nur Widi Pranoto, Pr. dengan dibantu beberapa petugas liturgi. Petugas yang terlibat antara lain, Yohana Christa sebagai lektris dan mazmur, Inggrid Brigita sebagai komentator, Wilhelmina Tara dan Marcelina CIndy Caroline sebagai Misdinar serta paduan suara yang dipersembahkan oleh dosen dan karyawan STARKI.
Misa Rabu Abu diawali dengan lagu pembukaan yaitu Kasihanilah Umat-Mu, Tuhan. Bacaan Pertama dari Nubuat Yoel 2 : 12-18. Diselingi Mazmur Tanggapan dengan refren “Kasihanilah kami, ya Allah, karena kami orang berdosa.” Kemudian dilanjutkan dengan Bacaan Kedua dari 2Kor 5 : 20-6:2. Bacaan Injil dari Mat 6 : 1-6,16-18 yang dibawakan oleh Romo Markus. Setelah bacaan Injil, Romo Markus menyampaikan Homili singkat. Dalam Homili, Romo menyampaikan bahwa dengan memasuki Masa Prapaskah berarti berjalan bersama Tuhan yang akan menyusuri lorong-lorong kegelapan. Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang berbela rasa dan bersolidaritas. Dalam Masa Prapaskah ini kita perlu mengingat 4B yaitu bertobat, berdoa, berpuasa dan pantang, dan berderma atau bersedekah. 4B merupakan jalan bagi kita untuk bersama Tuhan. Bertobat berarti melakukan pengecekan terhadap pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian. Berdoa yang semula hanya 5 menit bisa ditambah menjadi 10 menit ataupun yang semula hanya doa pagi bisa ditambah doa siang, sore dan malam. Berpuasa dan pantang dalam gereja Katolik tergolong ringan. Menurut Surat Gembala dari Bapa Kardinal, puasa hanya pada Rabu Abu dan Jumat Agung. Hanya 2 hari puasa dari total 40 hari lamanya Yesus berpuasa. Pantang setiap hari Jumat merupakan standar yang amat sangat minimalis. Maka, diharapkan umat dapat membuat puasa dan pantang secara pribadi sesuai dengan kondisi tubuh. Pantang tidak hanya physically, makananan dan minuman. Tetapi dapat berupa pantang dan puasa marah, pegang HP, dsb. Berderma dan bersedekah lewat Aksi Sosial Pembangunan (APP) melalui Gereja dan Paroki. Bersedekah tidak diberikan dalam jumlah banyak pada saat Jumat Agung melainkan bersedekah dengan uang biaya hidup yang tidak digunakan pada saat sedang pantang dan puasa. Maka, mari semangat selama 40 hari untuk kuat secara fisik dan batin, sehingga dapat siap untuk merayakan kebangkitan Tuhan dalam perayaan Paskah.
Setelah Homili selesai dilanjutkan dengan pemberkatan Abu oleh Romo Markus. Pembagian Abu diberikan oleh Romo Markus dan Sr. Yeni, CB. Pemberian Abu diiringi lagu “Hanya Debulah Aku” oleh paduan suara. Setelah penerimaan Abu, dilanjutkan doa umat yang dibacakan oleh komentator.
Selanjutnya komuni kudus yang dibagikan oleh Romo Markus, Pr. dan Sr. Yeni, CB dengan iringan lagu “O Rahmat yang Mengagumkan.” Setelah komuni selesai, Romo memberikan ritus dan berkat penutup. Lagu penutup yaitu “Dulu Yesus Berpuasa.” Demikianlah selesai sudah Misa Rabu Abu bersama di STARKI.
Selamat merayakan Rabu Abu
Selamat memasuki Retreat Agung
Tuhan Yesus memberkati