Sejarah Perkembangan


Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita

(dh. Akademi Sekretari/Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita)

Sosok lembaga pendidikan yang khusus mendidik para calon sekretaris ini telah banyak mengukir prestasi di dunia pendidikan di Indonesia. Kehadirannya telah memberi warna tersendiri dalam menciptakan sekretaris-sekretaris handal yang tersebar di berbagai institusi dan lembaga. Prestasi demi prestasi telah diraihnya.

Akademi Sekretari/Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita atau lebih dikenal dengan Aksek/LPK Tarakanita didirikan pada 10 Januari 1968 di Pulo Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tentu tidak begitu saja lembaga pendidikan yang khusus mendidik kaum perempuan ini ‘lahir’. Ada sesuatu yang melatari ‘dilahirkannya’ lembaga pendidikan yang satu ini. Dan, keberadaan lembaga pendidikan yang satu ini tidak terlepas dari karya misi dari para Suster Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus atau Suster-suster CB yang sudah berkarya di Indonesia sejak puluhan tahun sebelumnya.

Adalah Sr. Emmanuella CB yang kala itu menjadi Kepala SMA Tarakanita Pulo Raya, Jakarta Selatan yang melihat kenyataan bahwa pendidikan dan peran kaum wanita dalam masyarakat masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan kaum pria. Kalau pun mereka tamat SMA, mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk memasuki dunia kerja. Mereka tidak memiliki keterampilan. Secara mental mereka juga tidak siap untuk menghadapi situasi di dunia kerja yang menuntut profesionalitas. Akibatnya mereka selalu kalah bersaing dengan kaum pria dalam berbagai bidang. Dampak lanjutnya mereka menjadi kaum yang termarjinalkan dalam masyarakat. Kenyataan ini mengetuk hati sekaligus mendorong Sr. Emmanuela CB untuk melakukan sesuatu. Bagaimanapun mereka juga anak bangsa yang memiliki hak dan peluang yang sama. Kaum wanita tidak boleh menjadi kelompok yang tersisih dalam persaingan global karena mereka juga memiliki potensi menjadi manusia yang profesional dan bisa bersaing dengan kaum pria. Bahkan dalam jenis pekerjaan tertentu, kodratnya sebagai kaum wanita tidak bisa tergantikan oleh kaum pria.

Dunia sekretaris merupakan salah satu pilihan yang memiliki peluang untuk dikembangkan pada saat itu. Kebijakan pemerintah yang mulai mencanangkan pembangunan jangka panjang dan menengah, dengan memberi peluang sebesar-besarnya pada kegiatan penanaman modal pada tahun 1967, baik modal dalam negeri maupun modal asing, telah membuka peluang tersedianya banyak lapangan kerja. Peluang inipun tentu saja termasuk tenaga sekretaris.

Bersama beberapa awam yang memiliki concern yang sama terhadap pendidikan kaum wanita ini, seperti Bapak Antonius Mintorogo, M.Sc., Bapak Soewardi, Bapak AJ Soepeket Warsomisastro, Bapak Soedarsono, Ibu M.F. Siti Askariah, Bapak Drs. Ronald Nuyten, Ibu K. Soemardi, ibu Indiati Iman Sayoga dan Ibu Maria Lusi Widiat maka tercetuslah ide untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan calon sekretaris. Lembaga pendidikan yang diimpikan adalah suatu lembaga pendidikan yang bisa menciptakan tenaga kerja yang profesional. Yaitu tenaga kerja yang memiliki keterampilan kerja yang didasari kemampuan kerja yang tangguh, dikuatkan dengan ilmu pengetahuan yang cukup, dan dilengkapi dengan kepribadian yang matang. Kedewasaan pribadinya tercermin dalam sikap (attitude) dan perilaku yang berpegang pada etika profesi serta memiliki etiket dalam pergaulan sehari-hari. Harapan dan cita-cita tersebut terwujud ketika tanggal 10 Januari 1968 dimulainya lembaga pendidikan ini.

 

Dari ‘LPK Tarakanita’ sampai ‘Aksek/LPK Tarakanita’

Akademi Sekretari/Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita atau Aksek/LPK Tarakanita yang sekarang begitu dikenal di seantero Indonesia pada awal berdirinya 10 Januari 1968 bernama Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita atau LPK Tarakanita. Sejak awal berdirinya lembaga pendidikan ini menyelenggarakan pendidikan sekretaris, dan mulanya adalah Pendidikan Sekretaris Kantor atau Pendidikan Tingkat A, yang lama pendidikannya 1 tahun, meliputi pengetahuan dasar kesekretarisan, keterampilan dan pendidikan kepribadian. Untuk keterampilan, materi perkuliahan dititik beratkan pada bidang kesekretarisan dan bahasa Inggris. Kedua keterampilan ini menjadi titik berat perkuliahan, karena menjadi tuntutan untuk dapat bekerja di hampir semua perusahaan di Indonesia. Yang lulus dari tingkat ini bisa melanjutkan ke Tingkat B (melalui seleksi) dan bisa juga langsung bekerja.

Pada awal perkuliahan tanggal 10 Januari 1968, jumlah mahasiswa adalah sebanyak 81 orang yang dibagi dalam dua kelas, diasuh oleh 10 orang dosen, dan dibantu oleh seorang pegawai tata usaha. Kegiatan perkuliahan meminjam gedung SMA Tarakanita, (pada waktu itu berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). Perkuliahan diselenggarakan mulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 18.00.

Perkembangan jaman ternyata begitu pesat. Bahwa pendidikan sekretaris kantor tidak cukup menjawab kebutuhan pada saat itu. Pasar ternyata membutuhkan kualifikasi sekretaris yang lebih tinggi, tidak sekedar sekretaris kantor. Melihat kebutuhan tersebut, maka pada tahun 1969 dibuka Pendidikan Sekretaris Direksi I atau Pendidikan Tingkat B. Pendidikan tingkat ini ditempuh dalam jangka waktu satu tahun (dua semester) yang dimulai bulan Januari. Para peserta adalah mereka yang lulus seleksi dari pendidikan tingkat A. Pada tingkat ini mereka mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam. Jadi, pada tahun 1969 telah berkembang menjadi empat kelas tingkat I (Program Sekretaris Kantor) dan satu kelas tingkat II (Program Sekretaris Direksi). Yang lulus ujian pada pendidikan tingkat B ini bisa langsung bekerja atau bisa juga melanjutkan ke pendidikan tingkat C, yang harus didahului dengan seleksi.

Untuk mengimbangi perkembangan dunia bisnis di Indonesia yang diwarnai oleh peningkatan penanaman modal asing yang diikuti dengan semakin marak tumbuhnya perusahaan asing di Indonesia, para sekretaris memerlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang kesekretarisan, antara lain peningkatan  berbahasa asing terutama bahasa Inggris lisan maupun tulisan, kemampuan berkomunikasi, dan pengetahuan bisnis lainnya. Kenyataan itu menumbuhkan kesadaran baru bagi para pendidik dan pembina LPK Tarakanita pada waktu itu bahwa program pendidikan kesekretarisan dalam jangka waktu dua tahun sudah tidak memadai lagi.

Atas kesadaran tersebut maka pada tahun 1972 dibuka Pendidikan Sekretaris Direksi II atau Tingkat C, yang merupakan lanjutan Pendidikan Sekretaris Direksi I, dengan lama pendidikan enam bulan, yang terdiri dari dua triwulan mulai bulan Februari. Dengan demikian lama pendidikan Sekretaris Direksi II adalah dua tahun enam bulan. Sejak tahun 1977 lama pendidikan Sekretaris Direksi II adalah satu tahun, sehingga lama pendidikan Sekretaris Direksi II seluruhnya menjadi tiga tahun. Baik untuk pendidikan tingkat A, tingkat B maupun tingkat C, semuanya menggunakan sistem terminal.

Perjalanan dari tahun ke tahun ternyata telah membawa perubahan besar pada lembaga pendidikan yang satu ini. Tentu bukan pada fisiknya, tapi output yang dihasilkannya. Dari para alumni yang sudah mulai menyebar di berbagai institusi ternyata telah pula melambungkan dan mengharumkan nama LPK Tarakanita di tengah masyarakat. Agaknya hal ini mendorong para pendiri dan para ‘awak’ lembaga ini mulai meningkatkan statusnya dari sebuah lembaga kursus menjadi sebuah lembaga pendidikan profesional. Atas upaya tersebut, maka sejak tahun 1978 Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita (LPK Tarakanita) berubah nama menjadi Akademi Sekretari/Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita atau lebih dikenal dengan Aksek/LPK Tarakanita, dimana kegiatan pendidikannya menggunakan Sistem Pendidikan Tinggi Profesional atau Sistem Pendidikan Tinggi non-Gelar berdasarkan Surat Keputusan Koordinator Kopertis Wilayah II, Nomor 96 Tanggal 9 Agustus 1978, dengan lama pendidikan enam semester atau tiga tahun.

Perkembangan terus berlangsung hingga pada saat Aksek/LPK Tarakanita berusia 15 tahun, dimana pada saat merayakan Tri Panca Warsa pada tahun 1983 jumlah mahasiswa telah mencapai sekitar 800 orang, yang terbagi menjadi sembilan kelas tingkat I, 6 kelas tingkat II dan 5 kelas tingkat III,  yang diampu oleh 54 orang tenaga dosen dan dibantu oleh 8 orang tenaga administrasi.

Sesuai dengan ketentuan pemerintah, maka sejak 1986 Aksek/LPK Tarakanita sudah melaksanakan pendidikan berdasarkan SKS (Sistem Kredit Semester), dengan SK Direktur Nomor 04/IIa/S/LPK/86 tanggal 20 Desember 1986.

Berbeda dengan sistem lama di mana tiap/sebagian mata kuliah diberikan untuk jangka waktu satu tahun, maka dalam sistem kredit tiap mata kuliah diselesaikan dalam kurun waktu satu semester yang terdiri dari 16 sampai 18 minggu.

Di samping penilaian yang kuantitatif, sistem kredit mengakui bahwa penyelesaian suatu unit studi bisa pula dihargai secara kuantitatif dengan memberikan bobot pada unit yang bersangkutan. Bobot dari tiap mata kuliah inilah yang dinamakan kredit. Tiap mata kuliah diberikan kredit yang jumlahnya ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain jumlah tatap muka tiap minggu, bentuk tatap muka (kuliah di kelas atau praktek), bidang studi yang memungkinkan adanya tatap muka yang lebih banyak jumlahnya dari pada kredit mata kuliah bahasa asing misalnya.

Selain menyelenggarakan program pendididikan reguler seperti yang disebutkan di atas, sejak 1969 sampai dengan 1996 Lembaga Pendidikan Kejuruan Tarakanita atau Aksek/LPK Tarakanita hampir setiap tahun juga menyelenggarakan program Up Grading Course, bekerjasama dengan berbagai perusahaan yang ingin meningkatkan kompetensi sekretarisnya.

 

Dari “Terdaftar” sampai “Terakreditasi Peringkat A”

Nama “Bunda Penuntun” atau “Tarakanita” yang melekat di belakang nama lembaga pendidikan ini ternyata turut pula membawa berkah tersendiri. Nama itu tidak sekedar embel-embel yang enak didengar, namun telah memberikan andil yang besar bagi lembaga ini dalam menapaki seluruh kisah perjalannya sejak 1968. Betapa tidak, berdasarkan Surat Keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah II No. 081/10/1981 Tanggal 3 Februari 1981, Aksek/LPK “Tarakanita” ditetapkan menjadi status “Terdaftar”.

Enam tahun kemudian atau tahun 1987, berdasarkan Surat Keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah II No. 0310/0/1987 Tanggal 8 Juni 1987, status Aksek/LPK Tarakanita ditingkatkan dari “Terdaftar” menjadi “Diakui”. Dan, berdasarkan Surat  Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0258/0/1991 Tanggal 16 Mei 1991, status Aksek/LPK Tarakanita ditingkatkan menjadi “Disamakan”.

Keadaan ini tidak serta merta membuat seluruh sivitas akademi lembaga ini terus dininabobokan oleh kegemilangan masa lalu. Karena bagaimanapun juga, masa lalu adalah masa lalu. Dia tidak bisa menjadi masa kini, apalagi masa depan. Tetapi masa lalu tetap menjadi ‘cermin’, agar bisa melangkah lebih jauh. Seiring dengan perkembangan jaman dan kerasnya tantangan, upaya untuk terus meningkatkan Aksek/LPK Tarakanita menjadi lembaga pendidikan calon sekretaris yang terdepan terus diupayakan. Dan, upaya itu ternyata berhasil, di mana berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 00030/Ak-I-DIII-001/DLLSKT/III/2002 Tanggal 8 Maret 2002 Program Studi Diploma III Sekretari di Akademi Sekretari/LPK Tarakanita Jakarta, terakreditasi dengan peringkat A. Selanjutnya dengan keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor:018/BAN-PT/Ak-VII/Dpl-III/I/2008 tentang Status Peringkat dan Hasil Akreditasi Program Diploma di Perguruan Tinggi, Aksek/LPK Tarakanita memeroleh Peringkat “A” dengan nilai 368.

 

Kegiatan Perkuliahan

Seperti telah disebutkan di atas, awalnya kegiatan perkuliahan sejak 1968 adalah meminjam gedung SMA Tarakanita, yang berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di tempat tersebut kegiatan perkuliahan berlangsung sampai dengan 1970. Awal 1971 kegiatan perkuliahan pindah ke gedung baru berlantai tiga di Pulo Raya IV, dan berlangsung sampai 1990. Sejak September 1990 kegiatan perkuliah mulai berlangsung di kampus baru yang sekarang, yang terletak di Kompleks Perumahan Real Estate Billy & Moon, Pondok Kelapa-Jakarta Timur.

Kampus baru seluas 14.237 meter persegi ini dibangun di atas tanah seluar 35.000 meter persegi. Kampus yang megah ini, juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya, antara lain ruang pendidikan, asrama, prasarana olah raga, parkir yang luas, bangunan penunjang lainnya. Fasitas pendidikan juga boleh dikatakan lengkap untuk ukuran sebuah perguruan tinggi jaman sekarang, seperti laboratorium dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Kalau awalnya hanya 81 mahasiswa yang mengikuti pendidikan di Pulo Raya – Jakarta Selatan, maka di kampus baru yang sekarang, kurang lebih 1.500 mahasiswa mengikuti perkuliahan dan kegiatan akademis lainya setiap tahunnya.

 

Dari Aksek/LPK Tarakanita menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari (STIKS) Tarakanita

Tidaklah lengkap kalau kualitas sebuah institusi pendidikan hanya diukur dengan suksesnya penyelenggaraan pendidikan, prasarana dan sarana fisik, staf pengajar yang handal dan program perkuliahan yang komprehensif. tetapi juga pada sejauh mana institusi pendidikan tersebut berhasil menciptakan lulusan-lulusan yang handal yang berhasil diserap di pasaran lapangan kerja. Dan, Aksek/LPK Tarakanita telah berhasil mempadukan semua hal tersebut.

Perjalanan Aksek/LPK Tarakanita rasanya boleh dicatat sebagai sebuah “success story”. Betapa tidak, semua alumni Aksek/LPK Tarakanita telah membuktikan kemampuannya, di mana mereka selalu diterima di institusi manapun. Alumni Aksek/LPK Tarakanita selalu ‘laku’ di pasaran kerja. Mereka tersebar di berbagai perusahaan, baik perusahaan perorangan maunpun perusahaan publik, baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional. Setiap tahun selalu saja ada penawaran untuk posisi sekretaris alumni Aksek/LPK Tarakanita, baik lewat iklan maupun yang langsung menguhubungi kampus. Tentu ini merupakan sebuah prestasi sekaligus prestise.

Namun, seperti pepatah mengatakan ‘lebih sulit mempertahankan dari pada merebut’, Aksek/LPK Tarakanita pun menyadari hal tersebut. Di tengah hingar bingar derasnya persaingan, Aksek/LPK Tarakanita bertekad untuk terus mempertahankan kualitas yang ada, sambil terus berupaya untuk merebut peluang-peluang baru yang ada di depan. Bagaimanapun, Aksek/LPK Tarakanita akan tetap mengobarkan semangat dan tekad sesuai dengan semboyan untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dalam “Menghasilkan Sekretaris Profesional yang Bermoral dan Berwawasan Global”.

 

Landasan Filosofi

Krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak 1998 telah menyebabkan negeri ini terpuruk daya saingnya di dunia internasional. Dari sektor ekonomi, disadari bahwa upaya untuk bangkit dari krisis ekonomi masih belum mencapai hasil yang memuaskan. Secara keseluruhan, Bank Dunia dalam satu laporannya mencatat bahwa posisi daya saing Indonesia diantara 30 negara yang berpenduduk diatas 20 juta menempati urutan ke 28. Parameter penilaian yang digunakan mengandung aspek-aspek yang sangat erat kaitannya dengan kinerja perguruan tinggi yang secara langsung mempunyai tanggung jawab di bidang peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan perilaku inovatif yang masih rendah.

Dalam kondisi tersebut, peran perguruan tinggi sangat diharapkan untuk menjadi kekuatan moral yang kredibel dalam memperbaiki kondisi bangsa. Akan tetapi, pada saat ini sebagian besar perguruan tinggi hanya puas dengan prestasi kemapanan tanpa melihat situasi dan kondisi lingkungan regional dan global yang begitu pesat kemajuannya, hal itu dibuktikan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta komunikasi. Artinya perguruan tinggi harus berani keluar dari paradigma lama yang hanya berfikir kemapanan yang akan membawa dampak ketertinggalan (tinggal di landasan).

Menyadari akan peran perguruan tinggi di era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bangkit dari keterpurukan, maka Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita segera mengubah paradigma lama dan menganggap penting untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam mengantisipasi perkembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia sesuai kompetensi yang diperlukan. Untuk menyikapi hal ini, dan atas dasar pengalaman pengelolaan Akademi di bidang pendidikan Sekretari selama lebih dari 30 tahun, menjadi modal keteguhan hati dan sikap untuk mengubah bentuk Akademi Sekretari/LPK Tarakanita (D 3) menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita (S 1).

Dari segi peningkatan minat untuk belajar di bidang komunikasi dan sekretari hingga memperoleh gelar sarjana, dan sekaligus merespons keinginan masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya (termasuk alumni Aksek/LPK Tarakanita yang sudah bekerja), maka pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita dianggap sangat perlu segera didirikan. Hal ini juga menjadi sangat korelatif jika dikaitkan dengan sarana prasarana yang telah dimiliki oleh Aksek/LPK Tarakanita baik berupa lahan yang telah tersedia, gedung, ruang perkuliahan, laboratorium, asrama mahasiswa, kantin mahasiswa, dan para dosen yang berpengalaman di bidangnya.

 

Tujuan

1. Merespon tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar kerja nasional maupun internasional yang terus meningkat seiring peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard skills, and soft skills) yang semakin tinggi.

2. Merespons permintaan masyarakat (stakeholders) akan perlunya perolehan gelar kesarjanaan S 1, baik para sekretaris yang sudah bekerja, alumni Aksek/LPK Tarakanita, dan lulusan SLTA yang ingin meningkatkan kemampuannya di bidang Komunikasi dan Sekretari.

3. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada secara efisien dan efektif.

4. Memberdayakan (empowerment) SDM, baik pendidik maupun tenaga kependidikan Aksek/LPK Tarakanita dalam penyelenggaraan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita.

5. Memberikan rangsangan semangat (insentif) bagi para pengelola dan karyawan untuk semakin maju berkompetisi menghadapi era globalisasi dalam peningkatan sumberdaya manusia melalui pendidikan tinggi khususnya penyelenggaraan program studi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita.

Akhirnya dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 218/D/O/2008 tertanggal 22 Oktober 2008 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi Ilmu Komunikasi (S1) dan Perubahan bentuk Akademi Sekretari Tarakanita menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita di Jakarta diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita di Jakarta, maka resmilah  Akademi Sekretari/LPK Tarakanita berubah bentuk dari Akademi menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari (STIKS) Tarakanita. STIKS Tarakanita menyelenggarakan program studi Komunikasi Bisnis (S 1) dan Sekretari (D 3).

 

BNSP Competency Award 2009 dan Pengembangan Lokasi Kampus di Thamrin City

Hanya satu tahun berselang sejak perubahannya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita, sebuah pengakuan akan kualitas kembali diperoleh STIKS Tarakanita. Penghargaan yang langsung diserahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar tersebut adalah BNSP Competency Award 2009 untuk kategori lembaga pendidikan. BNSP Competency Award merupakan penghargaan tertinggi untuk pengabdian, perjuangan, dan jasa yang istimewa kepada perorangan dari masyarakat umum, Industri/perusahaan/pelaku usaha, organisasi profesi atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang mampu membuktikan diri dalam pencapaian kompetensi di bidangnya, atau telah berhasil menggerakkan, membangun, meningkatkan kompetensi bangsa.

Pengakuan akan kualitas tersebut tidak lantas membuat STIKS Tarakanita berpuas diri. Demi memberikan pelayanan terbaik pada peserta didik serta upaya pengembangan kampus, mulai pertengahan tahun 2011 STIKS Tarakanita telah hadir di tengah jantung kota Jakarta, tepatnya di Thamrin City Community Center untuk Program Studi Komunikasi Bisnis (S 1) baik kelas reguler maupun kelas eksekutif dan Program Studi Sekretari (D 3) kelas eksekutif.

Pemilihan lokasi kampus yang dekat dengan pusat pemerintahan, kegiatan perkantoran, dan bisnis merupakan upaya menjawab tuntutan peserta didik yang mayoritas adalah perempuan karir dengan aktivitas padat dan keterbatasan waktu untuk melaksanakan studi. Upaya pengembangan lokasi kampus tersebut diharapkan terus berlanjut dengan terobosan-terobosan baru dalam hal peningkatan kualitas pelayanan, guna mendukung tercapainya tujuan lembaga, yaitu menjadikan STIKS Tarakanita ‘ladang persemaian tunas-tunas muda yang profesional, bermoral, dan berwawasan global’.