Pada dasarnya setiap manusia dapat melakukan perkerjaan apapun yang ditugaskan. Pepatah Jawa berbunyi “Tresno Jalaran soko kulino” dapat dimaknai dengan mencintai karena terbiasa. Dalam bidang pekerjaan juga demikian, ketika seseorang terjun di dunia kerja dengan latar belakang berbeda, maka perlu waktu untuk adaptasi untuk kemudian dapat menikmati.

Sama halnya dengan para sekretaris di KPK yang hampir semua sekretarisnya tidak memiliki latar belakang pendidikan vokasi sekretaris. Bukan tidak bisa bekerja tetapi pastinya berbeda jika ia memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai. Tidak bisa dipungkiri banyak hal tidak dapat disamakan dengan pekerjaan seorang sekretaris dari akademi sekretaris. Kanibalisme bidang kerja terutama sekretaris terjadi karena mitos bahwa pekerjaan sekretaris hanyalah pekerjaan admin, ketik-mengetik, membuatkan kopi bosnya, kirim surat, dan lain-lain. Banyak orang lupa bahwa posisi sekretaris adalah posisi yang sangat strategis bagi pimpinannya. Ia berperan sebagai ‘pembantu’ pimpinan sehingga pimpinan dapat terbebas dari hal-hal administratif dan teknis dan detil. Pimpinan cukup fokus pada kebijakan yang bersifat luas. Sekretaris juga berperan menangani informasi bagi pimpinan. Segala keputusan pimpinan tergantung pada sekretaris mengumpulkan, menseleksi,mengolah, dan menyampaikan informasi kepada pimpinan. Jika sekretarisnya tidak tahu, maka keputusan pimpinan bisa kacau dan bahkan keliru. Lalu, sekretaris menjadi jembatan penghubung. Ia berperan penting  untuk menghubungkan pihak-pihak yang ada hubungan kerja dengan pimpinan baik itu bawahan, maupun pihak-pihak eksternal perusahaan.

Seorang sekretaris dari KPK yang juga alumni Aksek/LPK Tarakanita angkatan 2003 menyebutkan bahwa terdapat perbedaan cara kerja sekretaris yang benar-benar sekretaris dan sekretaris jadi-jadian. Mereka cenderung hanya mengerjakan tugas-tugas admin dan lupa akan tugas-tugas lain yang lebih kompleks. Sekretaris dituntut memiliki inisiatif, harus juga panjang akal dan memiliki banyak alternatif dalam memecahkan masalah, follow-through (tidak perlu diperintah secara detil, sekretaris dapat mengerjakan perintah sampai setuntas-tuntasnya), dan juga akurat. Sekretaris merupakan gerbang terakhir sebelum suatu informasi atau dokumen sampai ke tangan bos. Oleh karenanya ia harus memiliki akurasi tinggi. jangan sampai terjadi kesalahan oleh bos hanya karena sekretaris yang tidak teliti.

Alumi tersebut juga mengatakan bahwa sekretaris dari almamaternya tetap nomor satu karena lulusan almamaternya (TARKI) sudah sangat terlatih dengan berbagai tugas kesekretarisan, sudah terlatih dengan kerja akurat, terlatih bekerja overload, dan terlatih untuk bekerja maksimal. Oleh karenanya, ia berharap STARKI dapat mengirim dosen terpilih untuk memberikan pencerahan kepada kurang lebih 60 sekretaris dan beberapa pimpinan puncak lembaga KPK pada tanggal 15 Februari 2023 di Bali. Ia berharap, dengan mengundang nara sumber yang sudah terbukti para alumninya hebat-hebat, dapat menularkan kepada para sekretaris yang bekerja di KPK dimana mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan sekretaris.  Maka ditunjuklah Dr. Agustinus Rustanta, M.Si sebagai duta STARKI untuk KPK. Semoga kehadiran beliau dapat menjadi terang dan garam bagi para sekretaris KPK sehingga layanan yang diberikan semakin sempurna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *